Tuesday, December 16, 2008

Jodo Itu Jorok tapi Unik..

Jodo itu jorok.. Hehee.. Stuju ga dengan judul itu?
Aku mengambil judul tsb karena ingin mengatakan kalo jodo adalah sesuatu yang ga bisa diprediksi, bisa ditemukan di mana saja jika waktunya tepat dan ga disangka-sangka. Sebenarnya kalimat tadi biasa diungkapkan oleh orang-orang tua di tempat tinggalku. Aku sempat memikirkan maksud kalimat tsb. Jorok? Ibaratnya seperti bakteri yang ada di tempat kotor ya? Seperti penyakit yang menghinggapi kita saat kita tidak menyadarinya pada saat itu, seperti rejeki yang tak disangka-sangka, tiba-tiba kita menang undian misalnya, seperti kita mendapatkan pekerjaan tak terduga yang selama ini kita harapkan. Semua itu terjadi, jika waktunya tepat. Itulah yang aku maksud, kenapa jodo itu jorok. Kapanpun bisa terjadi, di manapun tempatnya.

Aku setuju jika jodo itu telah dipersiapkan sebelumnya, bahkan saat kita masih berbentuk janin.
Hanya sekedar sharing pengalaman dalam menemukan jodo.. karena gimanapun, usaha haruslah tetap ada. Sepertinya jarang banget ya orang ketemu jodoh tanpa berusaha. Mungkin ada yang instant, misalnya dijodokan. Ada juga yang mencari sendiri hingga makan waktu lama.

Lantas, begitu jodoh itu datang? Apakah dia benar2 jodo kita? Naah, kalo urusan itu selanjutnya hak preogratif SANG KHALIK. Menurutku, manusia hanyalah merencanakan, berusaha.. langkah selanjutnya sudah bukan urusan manusia lagi. Sampai seberapa lama jodo itu bersama2 kita, hanya ALLAH SWT yang tahu. Mungkin hanya beberapa hari, minggu, bulan, tahun atau bahkan seumur hidupnya. Tapi, mungkin manusia bisa merawat jodo itu hingga bisa tetap bersama sampe akhir hayat.

Petualanganku mencari jodo, sangat kompleks. Kadang aku merasa dialah jodoku, fisik sesuai standarku, pekerjaan mapan, berasal dari keluarga baik2, dst, dst.. Tapi, ya itu tadi, aku hanya bisa merencanakan. Namun, jika ALLAH SWT berkehendak lain? Ternyata, orang tersebut lebih suka perempuan yang cantik & matre *hahaa, berarti matre itu penting ya?*. Lalu, dikenalkan oleh mantan bosku.. dia orgnya bukan tipeku, tapi karena sudah mapan, aku mau. Sempat ngobrol, merasa cocok, eh ternyata hanya sampe segitu saja karena dia tidak menyukai fisikku, jadi belum jodoh.

Dari waktu ke waktu, kriteria untuk mencari jodoh, aku turunkan lagi. Mungkin seiring pertambahan usia juga, biasanya perempuan cenderung tidak idealis lagi jika membicarakan jodoh. Yang penting baik, bisa menjadi imam keluarga dan bisa bertanggung jawab dalam menghidupi kelak. Aku sudah tidak mematok lagi secara fisik yang harus cakep seperti Tom Cruise, tinggi menjulang bak model pria, pekerjaan mapan jadi direktur perusahaan bonafid, sudah punya rumah, mobil sehingga nanti aku hanya tinggal masuk dan menikmati. Semua kriteria itu sudah tidak ada lagi di usiaku yang ke-27. Aku sudah tidak memikirkan fisik, karena menikah tidak cukup hanya dengan mengandalkan fisik. Fisik oke, tapi dia pengangguran? Mau pake apa dia menghidupi rumah tangga? Sedangkan, menurutku seorang laki2 itu jika menikah, wajib hukumnya untuk berusaha mencari nafkah untuk keluarga. Perempuan, jika menikah sudah tidak wajib lagi mencari nafkah. Kalopun perempuan bekerja, hasilnya tetap milik perempuan tsb. Tidak seperti laki2 yang harus membagi hasil jerih payahnya untuk keluarga. Karena itu, pandanganku berubah soal kriteria. Yang penting, dia bisa diandalkan untuk menghadapi pahitnya hidup. Itu artinya dia haruslah punya rasa tanggung jawab menafkahi dan satu2nya cara adalah bekerja. Maka aku menjadikan ini sebagai syarat laki2 yang menjadi jodoku kelak, tentu saja harus bisa menjadi imam shalatku juga.

Lama aku mencari, hasilnya selalu sama, tidak jodo! Meskipun aku menginginkannya. Tapi aku tidak pernah merasa putus asa. Aku pun tidak gerah dengan usiaku yang terus bertambah. Menurutku, ALLAH SWT mempunyai rencana yang maha baik daripada yang aku rencanakan dan aku selalu yakini itu.
Namun, tidak munafik. Dalam diriku sempat terbesit rasa trauma mengenal laki2. Aku jadi lama membuka diriku lagi. Aku sempat berpikiran 'males banget ketemu cowo yang gitu2 aja, ga berkembang. Mendingan istirahat dulu' tapi, sampe kapan? Sementara, usiaku makin bertambah. Ada kekhawatiran diri tentang usia ini. Aku sempat was2, jika jodo tak kunjung datang atau datang di usia lanjut, jika aku dipercaya untuk memiliki anak, kasihan anakku kelak. Aku sudah tua renta, anakku masih kecil. Aahh, tapi aku tepis saja pikiran itu jauh2, aku kembalikan lagi keyakinanku bahwa ALLAH SWT pasti merencanakan yang terbaik buatku. Karena itu, aku kembali bangkit dan semangat dalam menjemput jodoku.

Sesuai pembahasanku semula, jodo itu jorok dan gak disangka-sangka itu ternyata benar adanya. Itu terjadi padaku. Di saat aku gamang membuat keputusan lanjut atau berhenti atas penjajaganku dan aku niatkan berhenti menjalani. Tiba2, tidak disangka aku menemukan satu nama temen lamaku di Friendster. Dia teman SMP-ku di Padang. Seperti ada gairah bangkit kembali, aku dan dia dipertemukan yang ternyata untuk saling menjajagi. Padahal, aku sudah berniat berhenti dulu memikirkan jodo. Tapi, yang ini lain. Setelah dijalani, bahkan aku tak pernah berharap jauh menjadikannya jodoku. Kita berdua sama2 berasal dari reaksi kekecewaan lawan jenis, makanya wajar jika tidak lagi berharap banyak.

Namun, rupanya inilah rencana terbaik dari ALLAH SWT. Aku dan dia terus bersama, saling mengisi dan pada akhirnya dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Sungguh hal yang tak aku sangka sebelumnya. Maka itu, aku berpesan 'jangan pernah menyerah'.

1 comment:

Script oF Mind said...

s7.. mang agak2 susah ya cari tau dy jodo qta apa bkn, kdang qta udh sma2 sreg tpi kluarga ga cocok g jd deh, trus qta demen dya nya kaga, atau dya demen qta nya ga.. arrhhh tau ahh, aku aja skrng pasrah aja mak.. cape pcran mulu tpi g jdi2, nunggu ada yg nglamar aja X ya.. mamak doain aku dunk..